Jika saya tidak bisa lagi menjadi diri saya sendiri, maka saya tidak akan mencoba untuk menjadi seperti orang lain. Namun, saya akan coba untuk berdiri tegak tanpa melihat keatas, sampai saya menemukan hal yang tidak mungkin saya pikirkan dengan akal sehat saya, yaitu; "siapa saya sebenarnya??", "untuk apa saya berada disini??", "dan untuk siapa saya berdiri??".

Minggu, 08 Mei 2011

The Last Note of SO HOK GIE

ada orang yg menghabiskan waktunya berziarah di mekkah,
ada orangg yg menghabiskan waktunya berjudi wiraza,
tapi aku ingin menghabiskan waktuku disisimu sayangku,
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu,
atau tentang bunga-bunga yangg manis di lembah mendala wangi,

ada serdadu-serdadu amerika yang mati kena bom di danau,
ada bayi-bayi yang mati lapar di biafra,
tapi aku ingin mati disisimu manisku,
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya,
tentang tujuan hidup yang tak satu setan pun tahu,

hari siang sayangku, kalian yang pernah mesra,
yang pernah baik dan simpati kepadaku,
tataplah ke langit luas atau awan yang mendung,
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takan pernah kehilangan apa-apa,

nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan,
yang kedua dilahirkan tapi mati muda,
dan yg tersial adalah berumur tua,
berbahagialah mereka yang mati muda,
mahluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada,
berbahagialah dalam ketiadaanmu..... ~So Hok Gie


Itu kutipan terakhir yang saya ambil dalam film So Hok Gie, yang berarti Catatan terakhirnya pula sebelum dia meninggal. Saya ingin seperti dia, hiidup dan mati untuk tulisan dan membela keadilan lewat tulisan pula. Namun sekali lagi saya selalu berkaca diri... Saya bukanlah siapa-siapa dibandingkan dengan mereka yang hidup penuh dengan keistimewaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar