prosa

Hanya ada 2 pilihan,tetap believe dengan fajar bahwa esok tetap dapat mewarnai bumi,atau pilihan lainnya membiarkan cerita ini selesai tanpa akhir yang happyending. So saya harus tetap meneruskan cerita ini,dengan tokoh yang ada, atau menulis tokoh abstrak yang entah seperti apa karakternya. Ini hanya sekumpulan cerita sampah yang dimulai beberapa bulan yang lalu, namun cerita inilah yang menuntun "saya" (sebagai penulis cerita ini) mau dibawa kemana ending ceritanya happyending atau sadending, maka seringlah terjadi cerita kecil yang tidak sesuai expectasi saya sebagai penulis sekaligus pemeran utama. Lalu dikarakter tersudut ini prosa telah berubah sesaat menjadi susunan paragraf yang tidak beraturan,entah alur maju atau mundur. Dan saya pun tidak tahu sampai kapan saya menulis tentang dia, dan berakhir dimana cerita ini. Slmndipo for her